Gala Premiere Film Dendam dalam Dosa, Nuansa Baru Perfilman Indonesia

Kamis, 10 April 2025 14:18 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Film "Dendam dalam Dosa" diharapkan menjadi awal baru bagi perfilman daerah yang mampu bersaing di tingkat nasional.

***

Indramayu, 9 April 2025. Setelah tertunda selama beberapa tahun akibat pandemi, film horor berjudul Dendam dalam Dosa akhirnya resmi menggelar gala premiere pada, 9 April 2025 pukul 16.00 WIB,  bertempat di bioskop Sam’s Studio, Jalan Soekarno Hatta No. 166, Bojongsari Indramayu, Jawa Barat. Film ini akan ditayangkan serentak mulai 10 April 2025 di jaringan Sam’s Studio yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Film produksi Motion Brother Studio ini disutradarai oleh Firman Nurjaya dan seluruh proses pengambilan gambar dilakukan 100% di Kabupaten Majalengka. Dengan latar nuansa mistis dan keindahan alam lokal, film ini menjadi salah satu upaya mengenalkan potensi wisata dan budaya daerah kepada publik nasional.

Budi Sumarno sebagai Line Produser mengungkapkan bahwa film ini memiliki arti psikodrama dan pesan psikologi yang berkaitan dengan budi pekerti, Bahwa  segala kebaikan tidak akan terkalahkan dari kejahatan yang menimpa Sofie, seorang perempuan ketururan Indo-Belanda yang dipaksa menikah dengan bangsawan Sunda, Raden Sasmita. "Ia mati secara misterius, dan arwahnya bangkit menuntut keadilan dan menghadirkan teror kepeda mereka yang terlibat dalam kematiannya,” kata dia

Seorang sutradara ketika membuat film, dia ingin menyampaikan insprirasinya ke dalam pesan bahwa niat baik itu pati akan menang melawan kejahatan. Di dalam film ini juga orang-orang ingin memanfaatkan liontin yang telah hilang dari diri Sofie, dan menjadi sebuah peristiwa mistis yang di dalamnya mengandung sebuah kalimat-kalimat sakral seperti Qul Hu Sung Sang. Film ini juga mesti harus terus dibahas secara intens dalam ruang lingkup diskusi, supaya bisa menjadi sebuah evaluasi, ungkap Budi Sumarno lanjutnya.

Film ini dibintangi oleh Defwita Zumara, Vicky Joe, Erwin ST Bagindo, Lela Angraini, Tien Kadaryono, Ferdian Ariyadi, Dolly Martin, H. Dien, Devi Sukistyowati, M. Pasha, Eyang Jaber, Nadia Edrea, Sheren Stepa, Arian Kuriniawan, Anisa, Rizky, Zilman Buntaraga, dan Tezay Zaelani serta sejumlah pemain pendukung lainnya.

Yang membuat film ini istimewa adalah sentuhan musik dari mendiang Areng Widodo, musisi legendaris Indonesia yang dikenal lewat karya monumental Syair Kehidupan. Komposisi musiknya yang kuat mempertegas suasana horor dan emosional dalam film ini. Tidak hanya menjadi sebuah hiburan, film ini juga menjadi momentum penting bagi tumbuhnya sebuah ekosistem perfilman di daerah, menjadi inovatif dalam mempromosikan destinasi wisata, mengangkat kearifan lokal, cerita folklore sekaligus memberikan sebuah hiburan yang bersifat mengedukasi bagi penonton.

Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari film Nasional 30 Maret 2025, yang baru bisa dilaksanakan, namun tanggal tersebut bertepatan dengan malam takbiran umat Islam. Dan diharapkan di tahun depan Hari Film Nasional bisa dilaksanakan secara meriah di Indramayu oleh sineas lokal.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Muhammad Assegaf

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler